Rabu, 25 Januari 2017

The 12th Lao Food Festival

 

Lao Food Festival merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Laos dan banyak diikuti oleh pelaku kuliner dari Laos. Tahun ini, Lao Food Festival diadakan pada 25 Januari 2017 di tepi sungai Mekong, Vientiane. Awalnya, saya melihat informasi akan diadakannya Festival ini melalui koran yang setiap harinya harus saya review sebagai laporan magang di KBRI untuk Laos. Saya mengajak dua teman magang saya untuk menemani ke festival ini setelah jam kerja, karena kami tinggal di Wisma KBRI, kami menaiki tuk-tuk menuju Chao Anouvong Park di tepi sungai Mekong. Sebenarnya jarak antara KBRI ke Chao Anouvung Park tidak terlalu jauh, namun karena kami tidak tahu lokasi persisnya, maka kami memutuskan untuk menaiki tuk tuk agar tidak tersesat. 

Tujuan saya ke festival ini adalah saya ingin menyicipi beragam kuliner khas Laos. Jujur saja, saya sangat menyukai cita rasa masakan Laos yang mirip-mirip olahan Indonesia dan Thailand. Sesampainya di Chao Anouvong Park, Saya dan teman-teman langsung berkeliling dan merasakan vibes pasar malam yang penuh dengan penjaja beragam kuliner dari mulai aneka buah, sayur, babi panggang, sampai dengan aneka minuman. Berikut video suasana di Lao Food Festival. 


Alih-alih kekenyangan karena banyak makan, kami malah tidak membeli satupun makanan karena kami khawatir akan kehalalannya. Selain sayur dan buah, kami khawatir bahwa makanan di sini tidak halal karena penjual mencampur alat masak mereka, misalnya penjual ayam goreng juga menjual menu olahan babi dan menggunakan alat masak yang sama. Kesimpulannya, Festival ini sangat tidak muslim friendly hehe. Tapi tidak apa-apa, kami sangat senang berada di sini, apalagi ditemani pemandangan senja Sungai Mekong yang sangat cantik. 



Setelah berkeliling, akhirnya kami kembali ke Wisma KBRI dengan berjalan kaki. Kami memutuskan berjalan kaki sambil berkeliling menikmati Vientiane di malam hari. Vientiane kota yang indah dan tidak terlalu ramai, namun entah mengapa saya selalu merasa aman berada di lingkungan ini. Masyarakat di sini sangat ramah, meskipun terkadang agak tidak nyaman juga 'dilirik' beberapa dari mereka yang mungkin heran karena jarang perempuan berkerudung di sini. Setelah berjalan sekitar setengah jam, akhirnya kami sampai di Patuxay Monument dan beristirahat sebentar membeli minuman yang sangat kami sukai di sini, Thai Tea. Meminum Thai Tea di sekitar Monumen Patuxay ini menjadi momen rutin kami selama di Vientiane karena KBRI hanya berjarak +-200m saja, jadi seperti keluar gerbang langsung sudah terlihat abang tukang Thai Tea hehe
















0 comments:

Posting Komentar