Kamis Malam Jum'at pada tanggal 19 Mei 2011...aku ikut pengajian di Masjid Jami Nurul Khair Babelan Bekasi, ini adalah kali pertamaku mengaji dan belajar langsung dengan guru hebat yang selalu ingin aku memiliki kesempatan untuk belajar dengan beliau...yaitu KH Nurul Anwar, dan yang belum kesampaian adalah belajar langsung dengan saudara beliau KH Amin Noer, keduanya ialah putra dari KH Noer Alie guru yang aku sangat kagumi meski tak pernah secara langsung belajar dengan beliau, namun abahku sering sekali bercerita tentang guru yang selalu akan aku kagumi itu, KH Noer Alie. Aku pernah mendengar suara beliau di sebuah situs yang secara khusus memutarnya, beliau sedang mengajar mengaji disebuah majlis taklim, subhanallah, tak terbendung rasanya perasaan kagum kepada beliau sehingga merinding aku mendengarkan, kupandang abahku yang menutup mata seolah kembali kemasa dimana beliau sedang menghafal dihadapan pak kiai, dimana ketika pak kiai memberikan nasihat nasihat, aku meraskan betapa kuat rasa rindu yang ada didalam hati abahku akan sosok guru yang menakjubkan ini.
Jujur,
silahkan jika para pembaca ingin mengejekku karena memang buatku pun ini konyol... Ketika ummi mengajak ke masjid untuk mengaji, ummi berkata yang mengajar pak KH Nur, aku sama sekali tidak terbayang wajah beliau seperti apa, yang aku tau hanya KH Noer Alie dan KH Amin noer karena aku pernah mewawancarai KH Amin noer. Sebenarnya aku merasa bodoh dan tak tau diri, aku pelajar Attaqwa dan akan selalu membawa nama Attaqwa hingga kapanpun dalam sejarah hidupku, tapi dengan guru guru besar Attaqwa pun aku tidak tau, murid kurang ajar kah aku?
silahkan jika para pembaca ingin mengejekku karena memang buatku pun ini konyol... Ketika ummi mengajak ke masjid untuk mengaji, ummi berkata yang mengajar pak KH Nur, aku sama sekali tidak terbayang wajah beliau seperti apa, yang aku tau hanya KH Noer Alie dan KH Amin noer karena aku pernah mewawancarai KH Amin noer. Sebenarnya aku merasa bodoh dan tak tau diri, aku pelajar Attaqwa dan akan selalu membawa nama Attaqwa hingga kapanpun dalam sejarah hidupku, tapi dengan guru guru besar Attaqwa pun aku tidak tau, murid kurang ajar kah aku?
Ketika sampai, aku dan ummi langsung bergabung dengan ibu ibu lain, hanya aku remaja perempuan yang hadir (pada kemana yah...hehehe)
berada disisi kiri masjid, aku memperhatikan dengan seksama pak kiai yang sedang mengajar itu, dengan kitab yang berada dihadapannya, beliau menuturkan dan menjelaskan satu per satu dengan jelas.
Ada satu ganjalan yang ada dalam fikiranku, aku tidak mengenal dan baru kali ini melihat Bapak Kiai yang sedang mengajar itu, tapi aku seperti melihat sosok guru yang aku sangat kagumi, sangat mirip, menurutku, dari suaranya, cara mengajarnya, tampilannya, subhanallah... Tak terasa sampai terucap keluar kata kata kekagumanku dengan sendirinya sehingga wanita paruh baya yang ada di depanku menjawab dengan senyuman manisnya ''iya neng kiai nur mah emang mirip bangat ama bapaknya''.
Aku seperti berada di dimensi lain ketika mendengar suara yang persis sama dengan yang di situs itu, melihat sosok yang persis sama dengan foto yang dipajang didinding rumahku, aku menyesal mengapa tidak sejak dulu aku mengikuti pengajian ini.
Ada satu cerita abahku yang selalu akan aku ingat, karena tak mungkin aku bisa melupakannya... Abah ku menyampaikannya ketika aku dan abahku sedang mendengarkan suara pak KH Noer Alie di internet,
''teh, abah inget bangat, dulu pak kiai bilang gini 'yusuf, lu kalo ngga mao ngajar, balikin ilmu gua'''abahku berkata sembari tersenyum, mungkin memendam rasa kerinduan hingga terluapkan dengan senyum manisnya itu. Pikiranku langsung melayang mendengar cerita abahku, melayang entah kemana, yang jelas apa bisa ilmu dikembaliin, bagaimana caranya kah??? (jeng jeng jeng jeeeeng)
aku tidak memandang cerita abahku itu pada satu sisi agar abahku 'harus' mengajar dan musti jadi seorang guru. Tidak...!
Menurutku, mengajar itu tidak musti kita berprofesi sebagai guru, mengajar itu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, tidak musti sekolah, ketika bekerja apapun abapila kita bisa memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, itu adalah salah satu pandangan lainku terhadap 'mengajar'. Apalagi, menurutku zaman abahku dulu, orang yang belajar ilmu agama dan mendapatkan ijazah (ijazah abahku SMA sangat jelek sekali tampilannya) pada waktu itu masih sedikit, maka aku setuju dengan pak KH Noer Alie, dan abahku pun mengikuti dengan senang hati...
Coba bayangkan jika tidak ada yang mau mengajar agama, bagaimana ummat islam di kampung kecilku tercinta ini... sekarang saja, yang ada pengajaran agamanya banyak yang seperti tidak belajar agama...apalagi tidak ada sama sekali.
Belajar agama itu banyak godaannya, ketika aku mengikuti pengajian tadi, rasnya ngantuk, mataku berat seperti ada yang menina bobokanku, tetapi aku kuat berjam jam di depan laptop meskipun hanya menulis dan main game kesukaanku. Aku sangat suka dengan materi yang disampaikan pak kiai nur anwar tentang Mujizat, Karomah, dkk. Meskipun aku sudah hampir mengetahui sebagian isi penjelasan beliau, tapi ada satu sisi dimana aku meraskan nikmat luar biasa ketika mendengarkan, mungkin karena halusinasiku terus meyakinkan bahwa yang didepan itu adalah Guru yang aku kagumi.
Aku sangat mengagumi beliau guru yang akan selalu aku jadikan panutan, salah satu yang sangat aku kagumi dari yang sangat sangat aku kagumi ialah, keridhoannya mendidik dan mengajar lillahi ta'ala, sehingga semua yang beliau didik dan ajarkan itu bermanfaat, sangat bermanfaat meskipun sedikit, hingga kini...
semoga kita akan selalu berusaha lillahi ta'ala dengan segala kemampuan ketika melakukan kebaikan, dan Allah akan meridhoi setiap perbuatan kita...
Untuk teman-temanku yang baik hatinya, sebagai seorang murid, aku ingin mengajak kepada kalian, agar guru kita tidak sia-sia mendidik kita, tidak membuang waktu mengajar kita agar kita pandai, aku yakin seorang guru memiliki hati nurani yang suci dan keikhlasan dalam berbagi ilmunya dengan kita. dan ilmu yang diberikan pasti bermanfaat apabila kita menerimanya dengan ikhlas dan mengamalkannya.
Dan juga aku memohon agar tidak menyepelekan guru agama dan pendidikan agama...
Guruku pak Kiai, meskipun aku tak pernah jumpa dengan engkau, hanya mendengar dan melihat sosok yang aku kagumi, namun, aku akan mengamalkan semua yang aku pelajari di Attaqwa pada masyarakat agar Allah terus menerus memberikan kebaikan dan pahala yang akan selalu mengalir hingga yaumul hisab nanti...
kaum ulama adalah orang2 yang di muliakan o;eh allah dan nabi kita muhammad SAW.berbahagialah orang 2 yang bisa mencintai mereka dengan sepenuh hati,semoga keberkahan dan kebahagiaan di berikan allah kepada mereka
BalasHapusnice info sob,makasih infonya menambah sisi religi saya,...
BalasHapus