Rabu, 04 Januari 2017

Strategi Penaklukan Wilayah Spanyol oleh Thariq Bin Ziyad



            Pada abad-7 M, pemerintah Bani Umayyah melakukan ekspansi ke wilayah Spanyol melalui Afrika Utara. Dalam proses penaklukan wilayah-wilayah di Spanyol, terdapat 3 (tiga) pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan-pasukan dalam penaklukan tersebut. Salah satu dari Pahlawan Islam dalam penaklukan wilayah Spanyol tersebut adalah Thariq Bin Ziyad.[1] Thariq Bin Ziyad adalah seorang pemeluk Islam yang tangguh dari Afrika yang lahir pada 50 H (670 M). Thariq Bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata dibandingkan dengan penakluk lain.
Pada 711 M, Musa Ibn Nushair mengirimkan pasukan menuju Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Bin Ziyad.[2] Pasukan kemudian menyeberangi selat di bawah Pimpinan Thariq Bin Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq Bin Ziyad dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Thariq dengan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting di Spanyol seperti Cordova, Granada, dan Toledo.[3]
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Panglima Perang, Thariq Bin Ziyad memiliki beberapa strategi dalam penaklukan Spanyol. Strategi-strategi yang ia lakukan terbukti efektif dengan banyaknya Kota yang jatuh ke tangan pasukan Islam. Berdasarkan Teori Kekuasaan Negara Ibnu Khaldun, salah satu faktor dalam keberhasilan merebut kekuasaan negara, yaitu adanya solidaritas diantara kelompok dalam sebuah kabilah. Solidaritas memiliki peranan penting dalam merebut kekuasaan negara. Pada kelompok solidaritas, keberanian dan kekuatan dalam bertahan serta didukung oleh rasa kasih saying setiap anggotanya menjadikan kelompok ini rela mati dalam berjuang untuk merebut kekuasaan.[4] Sedangkan faktor kedua ialah Uang.
Thariq Bin Ziyad melakukan strategi tersebut, yaitu membesarkan hati serta memberi motivasi kepada pasukannya agar seraya turut bersatu melawan ‘pembangkang’ negeri. Dalam penggalan khutbahnya, Traiq Bin Ziyad Mengatakan, “… dan ketahuilah bahwa aku orang yang pertama melaksanakannya, dan aku di medan perang nanti, kubawa diriku pada pembangkang di negeri ini. Insyaallah aku akan memeranginya, maka ikutlah bersamaku”. Adapun tujuan Thariq mengucapkan khutbah di atas menurut saya sebagai penyemangat kepada pasukannya agar senantiasa bersabar dan tak putus harapan walau sepahit apapun yang mereka alami pada perang ini.
Selain itu, ketika hendak merebut wilayah sekitar Kota Lugo, Thariq memiliki rencana. Dia membagi pasukannya menjadi dua. Pasukan pertama ditempatkan di dataran tinggi yang terletak di sebelah selatan lereng-lereng sekitar telaga. Pembentukkan pasukan ini bertujuan untuk melindungi Thariq dan pasukannya jika terjadi serangan dari Roderik dan tentaranya. Pasukan kedua diletakkan di dekat pantai Traducta Julia.[5] Tujuannya yaitu sebagai garis pertahanan yang melindungi pasukan pertama. Pasukan kedua dipimpin oleh Tarif. Pada akhirnya peperangan dimenangkan oleh pasukan Arab-Berber yang dipimpin Thariq dan Tarif. Kemenangan ini juga yang melancarkan ekspansi ke wilayah lain.



*footnote ditiadakan demi menghindari plagiarisme*
This entry was posted in

0 comments:

Posting Komentar