Senin, 30 November 2015

Multi Stages Negotiation Simulation (MSNS) Batch 53 Sesparlu Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia 2015



Multi Stages Negotiation Simulation (MSNS) merupakan Diklat Diplomatik Senior "Sesparlu" yang melibatkan para mahasiswa dari beberapa jurusan dan universitas di Jakarta dan Bandung. Kegiatan ini merupakan simulasi dengan role play terhadap situasi fiktif Expanded ASEAN Maritime Forum menghadapi suatu ketegangan di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Acara ini berlangsung di Gedung Caraka Loka Kementerian Luar Negeri RI dari tanggal 26-29 Oktober 2015. “Kegiatan ini ditujukan kepada Diplomat Senior KEMENLU sebagai persiapan mengikuti sidang multilateral suatu saat nanti”, Odo RM Manuhutu selaku Pimpinan Departemen Luar Negeri (Sesparlu) menjelaskan. Selain itu, menurut Odo, “kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi Mahasiswa Hubungan Internasional untuk mengasah segala kemampuannya”. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan kegiatan ini adalah kondisi dan situasi di dalamnya terasa nyata, terdapat 'update' kondisi nyata di LTS, 'konferensi pers' rutin dari setiap delegasi, penayangan 'statement' secara real time di layar utama serta pencetakan publikasi yang melibatkan media, seperti Kompas, CNN, Viva News dan Tribun News. Para peserta diklat berperan sebagai ketua delegasi negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Kamboja, Australia, Amerika Serikat, China, Jepang, Vietnam, Thailand, dan Brunei Darussalam. Saya sangat menikmati peran menjadi delegasi Australia, saya dengan tim yang dikepalai Bapak Arief Hidayat selaku Ketua Delegasi diharuskan menjunjung tinggi kepentingan Australia. Pelaksanaannya berbeda dengan Model United Nations pada umumnya.
Dibalik kelebihannya, kegiatan ini memiliki kekurangan dari segi pelaksanaan maupun persiapannya. Pertama, Persiapan pelaksanaan sangat kurang dan terkesan mendadak. Hal ini sebenarnya dipengaruhi kesibukan peserta Diklat Diplomat Senior yang mengikuti rangkaian kegiatan sesparlu di Manado, kegiatan ini dilakukan selama seminggu dan selesai dua hari sebelum  pelaksanaan MSNS. Jadi, persiapan yang dilakukan peserta mahasiswa sangat kurang karena ketua delegasi yang membimbingnya sulit dihubungi. Kedua, kegiatan ini terkesan sangat eksklusif, dimana tidak semua universitas bisa berpartisipasi di dalamnya. Lebih mengecewakan lagi, di saat ada universitas yang tidak diundang mengikuti acara ini, terdapat universitas yang dengan leluasa mengirim dua delegasi tambahan. Seperti  misalnya Universitas Pelita Harapan mengirim enam delegasi, di saat universitas lain hanya mengirim empat delegasi.



0 comments:

Posting Komentar